THEORITICAL MAPPING JOURNAL
Siti Fatimah-A2C212021 (mahasiswa Pasca_BioUnlamBjm)
No.
|
PENULIS,
TAHUN,
JUDUL,
SUMBER
|
TUJUAN PENULISAN
ILMIAH
|
KONSEP-KONSEP ATAU
TEORI PENTING
|
METODE PENELITIAN
|
HASIL PENELITIAN
ATAU HASIL UTAMA
|
1.
|
Paidi, 2009,
Mengakomodasi Bioetika dalam Kurikulum Biologi dan
Pendidikan Biologi Program Sarjana,
(http://staff.uny.ac.id/dosen/dr-paidi-msi)
|
- Mengkaji
secara kritis atas sebuah artikel berjudul Ethical, Legal, and Social Issues in the Undergraduate Biology
Curriculum, dengan author: Thomas
J. Lindell & Gavin J. Milczarek (University of Arizona).
- Memberikan
dasar rasional dan empiris bagi perlunya bioetika diakomodasi dalam kurikulum
biologi dan pendidikan biologi.
|
- Pentingnya
suatu riset yang terkait dengan bioteknologi agar memperhatikan dan
menanggapi reaksi-reaksi serta kekhawatiran masyarakat luas, terutama dalam
memahami masalah yang sebenarnya tentang Ethical,
Legal, and Social Issues (ELSI).
- Perlunya
suatu tindakan untuk mengakomodasi ELSI di perguruan tinggi dalam silabus
mata kuliah tertentu, seperti Biologi Kontemporer pada Manusia, dalam bentuk active learning.
|
Deskriptif dengan mengkaji sebuah artikel berjudul Ethical, Legal, and Social Issues in the
Undergraduate Biology Curriculum dan contoh kasus pengakomodasian ELSI di
Perguruan Tinggi Universitas Arizona.
|
- Kesadaran
sepenuhnya akan adanya pengaruh yang kuat dari kemajuan riset di bidang
IPTEK, khususnya dalam ilmu biologi dan bioteknologi, terhadap masyarakat.
Author membenarkan prakarsa HGP dalam mengidentifikasi dan menanggapi ELSI
yangberkembang sejalan dengan program HGP itu sendiri. Author juga terlihat
memahami posisi, reaksi, dan jalan pikiran masyarakat luas. Dari data-data
authentic yang author kumpulkan dan sunting, misalnya hasil polling yang
dilakukan oleh March of Dimes (1992), Survei yang dilakukan NORC (1990), dan
lain-lain, serta hasil audiensi pribadinyadengan beberapa kalangan
masyarakat.
- Sisi
kurikulum program biologi untuk program sarjana, dipandang sebagai salah satu
solusi ini. Perkuliahan biologi pada program sarjana dipandang mempunyai
peluang untuk membahas pengaruh biologi dan bioteknologi bagi masyarakat.
Dengan mencermati dan membahas ELSI dalam perkuliahan biologi, mahasiswa akan
mempunyai wawasan yang luas dan mengenal tentang berbagai dilema (isu) etis,
sosial, dan legal yang muncul dari penelitian biologi terkini, di samping
melihat posisi biologi/bioteknologi dalam memberikan kontribusi kepada
kehidupan masyarakat yang lebih baik.
|
Kelemahan / Kekurangan Isi Jurnal :
Tahun 2009, pada dasarnya
penerapan mata kuliah bioetika dalam kurikulum biologi merupakan sebuah
informasi baru, sehingga hal itu layak diangkat terutama untuk program
sarjana di Indonesia. Namun berbanding terbalik dengan kondisi sekarang,
yakni bioetika telah dimasukkan dalam salah satu kurikulum pendidikan biologi
diberbagai perguruan tinggi.
|
|||||
Penelitian yang dapat dikembangkan / dilanjutkan dari
Isi Jurnal tersebut :
Apakah dimungkinkan apabila
bioetika juga akan dapat dimasukkan ke dalam salah satu kurikulum untuk siswa
Sekolah Menengah Umum (SMU), meskipun dalam pokok bahasannya tidak terlalu
mendalam. Ini dimaksudkan agar siswa
mengenal lebih dini tentang bioetika, sebelum mendalaminya di perguruan
tinggi. Oleh karena betapa pentingnya pengetahuan tentang bioetika yang bukan
saja milik segolongan tertentu, tetapi masyarakat umum pun mungkin perlu
untuk mengetahuinya.
|
|||||
2.
|
George Bugliarello, 2008, Reflections on MoralitYI Ethics,
and Bioethics Decisions (http://ethics.iit.edu/EEL/Bugliarello2.pdf)
(Refleksi Etika Moralitas, dan Keputusan Bioetika)
|
- Mengenal
dan mengetahui kompleksitas yang melekat dalam mencapai dan melaksanakan
keputusan etis yang dapat dibuat lebih sesuai dengan perkembangan metodologi,
sehingga membantu untuk belajar bagaimana berpikir tentang masalah yang
sulit.
- Memahami
tentang interaksi antara faktor-faktor moral dan penilaian rasional resiko
harus berdasarkan pada keputusan etis tersebut.
|
- Moralitas
memanifestasikan dirinya dalam ranah tindakan melalui aturan etika tertentu
yang, bersama-sama dengan undang-undang, dengan maksud untuk membimbing
tindakan manusia. Ada terdapat konflik antara hukum dan moralitas ketika
hukum dianggap tidak bermoral dan melanggar moralitas (etika) dari kelompok.
Dengan keterbatasan dan peringatan, hukum dan etika menentukan tindakan
diijinkan atau diinginkan. Pada gilirannya, hasil dari tindakan yang mungkin
membentuk etika dan hukum. Pembentukan adalah timbul sebagai hasil dari
peristiwa aktual atau antisipasi peristiwa yang mungkin terjadi.
- Tiga
komponen dari sebuah penilaian skenario resiko, probabilitas, dan konsekuensi
perlu diintegrasikan menggunakan penilaian dalam rangka untuk memungkinkan
penentuan keseluruhan risiko yang terlibat dalam produk atau prosedur dan
karenanya tanggung jawab moral terkait dengan kursus dipilihnya suatu
tindakan. Tidak jelas, misalnya, apa negara dalam pengembangan perangkat atau
prosedur penilaian semacam pertama mungkin telah dibuat dan mempengaruhi
keputusan etika, atau bagaimana berbeda seperti keputusan bisa dalam kasus
lain dan budaya. Dalam beberapa kasus, apa yang mungkin berguna dalam menilai
bias dan menentukan lingkup tindakan moral adalah perbedaan mendasar antara
tiga jenis kebenaran: faktual (berdasarkan data dan hipotesis ilmiah), formal
(berdasarkan teori logis atau matematika dan hasil yang mungkin menyebabkan
mereka, tanpa konfirmasi eksperimental), dan pada apa yang disebut kebenaran
artistik (yang mungkin memainkan peran pertama dalam proses kebetulan atau
keberuntungan).
|
Deskriftif dengan mengkaji berbagai daftar pustaka yang
berhubungan dengan rtika moralitas, dan keputusan bioetika.
|
- Perkembangan
sistematis kemampuan untuk secara rasional menilai pertimbangan risiko yang
mendasari keputusan etis pada akhirnya dapat menyebabkan keputusan yang lebih
baik. Hal ini juga dapat menyebabkan pemahaman yang lebih baik tentang
dasar-dasar evolusi dan lintas moralitas, dari masa tanpa definisi moral
(zaman dulu) banyak menimbulkan kompleksitas etika, aturan, dan keyakinan.
- Rasionalitas
bukan saja merupakan bagian dari keputusan etis, tetapi melipoti
faktor-faktor lain, seperti emosi, naluri, tradisi yang khusus dalam sebuah
situasi, kelompok sosial, atau subkelompok, atau profesi, dapat memberikan
pengaruh yang kuat terhadap keputusan etika. Dengan demikian, tantangan
penting untuk bioetika adalah penentuan batas antara rasionalitas dan
faktor-faktor lainnya.
|
Kelemahan / Kekurangan Isi Jurnal :
Tidak jarang penilaian secara
deskriptif mengenai rasionalisi (baik atau buruk) akan bias dalam
menghasilkan sebuah keputusan etis, meskipun ia meliputi dari tiga komponen
dasar, seperti skenario/prosedur, probabilitas, dan konsekuensi. Namun belum
mempertimbangkan beberapa faktor lain yang terkait untuk menentukan hasil
dari sebuah keputusan bioetika seperti emosi, naluri, tradisi yang khusus
dalam sebuah situasi, kelompok sosial, atau subkelompok, atau profesi.
|
|||||
Penelitian yang dapat dikembangkan / dilanjutkan dari
Isi Jurnal tersebut :
Perlu sebuah sebuah kajian
yang lebih empiris mengenai sejauh mana tindakan penentuan rasionalitas dapat
dilakukan dengan beberapa faktor
tersebut (di atas), sehingga dapat menghasilkan keputusan bioetika yang lebih
menggambarkan refleksi moral sesuai dengan bidang tertentu.
|
|||||
3.
|
Antonio Casado da Rocha dan Armando Menéndez Viso, 2008,
Fact and value in bioethics: How to get rid of the
dichotomy,
(Praxis Filosofica - http://praxis.univalle.edu.co/numeros/n26/antonio_casado_armando_menendez.pdf)
(Fakta dan nilai dalam bioetika: Bagaimana menyingkirkan
dikotomi)
|
Menganalisis makna, pembenaran dan peran tata nilai dalam
bioetika, terutama dalam kaitannya dengan prinsip berbasis akun dalam
menyikapi dikotomi mengenai fakta/nilai dalam dunia medis dan non-medis, baik
yang lama maupun yang terbaru tidak dipisahkan dalam bioetika.
|
- Tata
nilai dalam prinsip-prinsip indeksasi Beauchamp dan Childress, meliputi: (1) Nilai
peristiwa, sikap, tindakan, dan sebagainya; (2) Nilai dari seseorang atau
kehidupan manusia; (3) Pribadi, kelompok, dan nilai-nilai kemasyarakatan; dan
(4) Nilai tertanam dalam keputusan, ketetapan, dan penelitian.
- Perlunya
pengenalan kembali tentang metodologi bioetika. Secara umum, Nilai konotasi
pluralisme dan perbedaan cara yang tidak prinsip dan konstelasi nilai
tampaknya untuk memberikan gambaran yang lebih baik tentang kehidupan moral
kontemporer dari satu unit prinsip-prinsip kongruen. Secara khusus, Etika
kesehatan masyarakat Spanyol menjadi lebih plural (seperti dalam film “The
Sea Inside ") yang menggambarkan isu-isu kontemporer bioetika.
- Mengenal
dan mengetahui fakta penting yang terjadi dalam ilmu kedokteran untuk menolak
anggapan bahwa terjadi dikotomi metodologi bioetika.
|
- Deskriptif
dengan menganalisa berbagai sumber pustaka, terutama melalui tata nilai (prinsip-prinsip
indeksasi Beauchamp dan Childress) yang disusun oleh Beauchamp dan Childress
dalam buku klasik mereka.
- Analisis
menyikapi dikotomi tata nilai pada kasus film “The Sea Inside " sebuah
kisah nyata Ramón Sampedro, mantan seorang pelaut yang menderita patah leher
dan menjalani kehidupan selama 25 tahun sebagai tunadaksa yang ditolak
klaimnya untuk legalisasi bunuh oleh pengadilan.
|
- Pemisahan
tentang perbedaan fakta/nilai dalam bioetika (biomedis) tidak hanya dipandang
berdasarkan pendekatan akun naturalis, sehingga hal itu akan memunculkan
paradigma dikotomi. Sejauh dikotomi tersebut hanya berupa teori, maka hal itu
dapat dipertahankan, namun tidak dalam praktek klinis.
- Dengan
memisahkan dua makna utama, namun jelas berbeda dari kata "value",
bahwa dikotomi ini ditafsirkan pada prevalensi apa yang disebut penggunaan
entitative atau berdiri bebas. Hal ini akan menimbulkan masalah
ketaksebandingan dan hirarki, menciptakan kesenjangan antara pekerjaan
administratif dan klinis, menghalangi beberapa metodologi dalam konteks
klinis, dan mendorong suatu pertentangan antara yang baru dan nilai-nilai
medis yang lama. Kesulitan-kesulitan ini dapat dihindari atau diminimalisasi
dengan mengganti makna entitative dengan posesif dalam penggunaan nilai,
yakni penerimaan secara luas menjadi normatif.
|
Kelemahan / Kekurangan Isi Jurnal :
Jurnal ini tidak menyertakan data empiris
(angka-angka), sehingga wacana biomedis sebagai nilai normatif masih kabur.
Meskipun dari beberapa kepustakaan telah digeneralisasi, bahwa seharusnya
para medis dapat bertindak sebagai fungsi administratif (kerja terjadwal) dan
fungsi medis (memberikan pelayanan lain di luar disiplin administratif).
|
|||||
Penelitian yang dapat dikembangkan / dilanjutkan dari
Isi Jurnal tersebut :
Sebuah penelitian yang
bersifat kuantitatif dengan memasukkan dokumen data tertentu mungkin perlu
dilakukan dalam hal kepuasan pelayanan pengobatan pasien antara fungsi
admiistratif dengan medis. Dimana mereka bukan hanya berhak untuk diobati,
tetapi juga membutuhkan pelayanan lain yang memadai (bukan bersifat
administratif). Proses ini menggambarkan biomedis didasarkan pada normatif,
tidak sekedar formalitas.
|